Jumat, 24 Desember 2010

I am feed up

I am bored. I think it is enough, i want to scream, ARGHHH!!!
Dont put all of this on me alone.
You know? I need to rest!!

Please, we have our own role

Jumat, 12 November 2010

Hell weeks, to the end of semester

I always think that all my semester filled with tight schedule. I am used to think that I never been this busy. It happens in all my semesters, and in this peak semester I think that may be it is just my imagination, those busy schedule.

But, that hypothesis is broken again. I experienced a more d*mn weeks recently. And unfortunately, I am not in my best condition. More deadline is coming after each other, more sophisticated assignment is coming endlessly, and I can only do.
I have predicted these, but I am still not ready.

It indicates I am walking in a new stages. Every semester is designed with it's own business, and with it's own difficulties. I have passed that difficulties, and now I am reached to the new stage, and I am expected to passed this new stage's obstacle once more, with elegant ending certainly.

So, there are some lessons I get,
first, don't take much credit if you don't have good time management
second, it is a choice between happy semester and full-bleed semester
third, keep looking forward although your way forward is vague

Lastly, I think I don't really give a useful information to you, readers.
I am sorry, but try to get some lessons from my experience

Rabu, 13 Oktober 2010

Arti Hidup

Saya suka artikel ini http://agama.kompasiana.com/2010/10/13/tiada-tuhan/

Anyway, setelah mengalami beberapa event yang sebenarnya biasa saja, saya sekarang menjadi lebih sering bertanya-tanya mengenai arti hidup. Menjadi sering bertanya-tanya kenapa.
Kenapa ini, kenapa itu.

Salah satu hal yang mentrigger saya untuk bertanya-tanya adalah ketika saya dengan tidak sengaja menonton acara wawancara dengan Aa Gym di TvOne.
Di acara tersebut, Aa Gym berulang kali, baik secara eksplisit, maupun implisit menyatakan, 'apa sebenarnya yang kita kejar dalam hidup?'

Hal itu membuat saya merenung. Apa sebenarnya tujuan saya hidup di dunia ini?
Ya, saya tahu kalau manusia hidup untuk beribadah. Namun kebanyakan dari kegiatan ibadah saya hanya berbentuk ritual, belum masuk ke dalam hati. Sehingga renungan ini mengajak saya beribadah secara lebih ruhiyah.

Kembali ke pertanyaan tersebut.
Pertanyaan mengenai arti hidup. Mungkin bisa dicontohkan sebagai berikut.

tanya: Apa sebenarnya tujuan kita kuliah?
jawab: Mencari gelar.
tanya: Untuk Apa gelar?
jawab: Untuk memudahkan dalam mencari pekerjaan.
tanya: Untuk apa pekerjaan?
jawab: Untuk bisa mendapatkan uang
tanya: untuk apa uang?
jawab: makan, punya tempat tinggal, pokoknya agar bisa bertahan hidup.
tanya: untuk apa hidup?

Nah loh.
Pertanyaan rekursif tersebut lah yang akhirnya akan membawa ke pertanyaan yang paling membingungkan.
Mungkin banyak di antara kita yang sering bertanya, sering mengandai-andai, mengenai pertanyaan:
Untuk apa sebenarnya semua kerja keras ini? untuk apa sebenarnya semua lelah ini? kebahagiaan ini? Kesedihan ini?
Hm... renungkanlah. Kita memang terjebak dalam sistem yang maya,
mengejar sesuatu yang maya, dan bingung mengenai tujuan hidup kita sebenarnya.

Renungkanlah